Saturday, September 19, 2015

Amalan yang digalakkan pada 10 awal zulhijjah.

Firman Allah subhanahu wata’ala:

“Demi fajar dan malam yang sepuluh” (QS. Al Fajr :1-2)

Diriwayatkan dari shahabat Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari (dari bulan Dzulhijjah).” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad fi sabilillah?” Beliau bersabda: “Dan tidak pula jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatupun.” (HR Jama’ah kecuali Muslim dan an-Nasa’i).

Dalam kitabnya Fathul Baari menyatakan : “Tampaknya sebab mengapa sepuluh hari Dzul Hijjah diistimewakan adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya semua ibadah-ibadah yang utama yaitu shalat, shaum, shadaqah dan haji dan tidak ada selainnya waktu seperti itu”.

Amal-amal yang Disyariatkan pada Hari-hari Tersebut

1. Melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Kedua ibadah inilah yang paling utama dilaksanakan pada hari-hari tersebut, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda : “Umrah yang satu ke umrah yang lainnya merupakan kaffarat (penghapus dosa-dosa) diantara keduanya, sedang haji mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Shaum pada hari Arafah, ketika jamaah haji sedang wukuf (9 Dzulhijjah).

Tidak diragukan lagi bahwa ibadah puasa merupakan salah satu amalan yang paling afdhal dan salah satu amalan yang dilebihkan oleh Allah SWT dari amalan-amalan shalih lainnya. Sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi:

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka (karena puasanya) sejauh 70 tahun perjalanan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Khusus tentang puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasa di hari Arafah menghapuskan dosa setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang.”

3. Memperbanyak takbir dan dzikir pada hari-hari tersebut.

Sebagaimana Firman Allah subhanahu wata’ala:

“Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang tertentu” (QS. Al Hajj: 28)

Tafsiran dari “hari-hari yang tertentu” adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu para ulama kita menyunnahkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut. Dan penafsiran itu dikuatkan pula dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung dan amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah padanya, melebihi sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil , takbir dan tahmid.”

4. Bertaubat dan menjauhi kemaksiatan serta seluruh dosa agar mendapatkan maghfirah dan rahmat dari Allah SWT.

Hal ini penting dilakukan karena kemaksiatan merupakan penyebab ditolaknya dan jauhnya seseorang dari rahmat Allah SWT, sebaliknya ketaatan merupakan sebab kedekatan dan kecintaan Allah SWT kepada seseorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh Allah itu cemburu dan kecemburuan Allah apabila seseorang melakukan apa yang Allah haramkan atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Memperbanyak ibadah-ibadah sunnat seperti shalat, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan ibadah sunah lainnya.

Amalan tersebut akan dilipat gandakan pahalanya jika dilakukan pada hari-hari tersebut. Ibadah yang kecil pun jika dilakukan pada hari-hari tersebut akan lebih utama dan lebih dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala daripada ibadah yang besar yang dilakukan pada waktu yang lain. Contohnya jihad, yang merupakan seutama-utama amal, namun akan dikalahkan oleh amal-amal shalih lain yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulah Dzulhijjah, kecuali orang yang mendapat syahid.

6. Disyariatkan pada hari-hari tersebut bertakbir di setiap waktu, baik itu siang maupun malam, terutama ketika selesai shalat berjama’ah di masjid.

Takbir ini dimulai sejak Shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji, sedang bagi jama’ah haji sejak Zhuhur hari penyembelihan (10 Dzulhijjah). Adapun akhir hari bertakbir adalah pada hari Tasyrik yang terakhir (13 Dzulhijjah).

Imam Bukhori berkata: “Adalah Ibnu Umar dan Abu Hurairah radiallahuanhuma keluar ke pasar pada hari sepuluh bulan Dzul Hijjah, mereka berdua bertakbir dan orang-orangpun ikut bertakbir karenanya.”

7. Memotong hewan qurban (udlhiyah) bagi yang mampu pada hari raya Qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah).

Hal ini merupakan sunnah bapak kita Ibrahim AS ketika Allah subhanahu wata’ala mengganti anak beliau dengan seekor sembelihan yang besar.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan, Nabi Muhammad SAW berqurban dengan dua ekor domba jantan yang keduanya berwarna putih bercampur hitam dan bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri sambil membaca basmalah dan bertakbir.

8. Bagi orang yang berniat untuk berqurban hendaknya tidak memotong rambut dan kukunya sejak masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dia berqurban.

Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Jika kalian telah melihat awal bulan Dzulhijjah dan salah seorang diantara kalian berniat untuk menyembelih hewan qurban maka hendaknya dia menahan rambut dan kukunya.” Di riwayat lain disebutkan: “Maka janganlah dia (memotong) rambut dan kuku-kukunya sehingga dia berqurban.”

Kemungkinan hikmah larangan tersebut agar menyerupai orang yang menggiring (membawa) qurban sembelihan saat melakukan ibadah haji, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

“� Dan janganlah kamu mencukur kepalamu sebelum qurban sampai di tempat penyembelihannya�” (QS. Al Baqarah :196).

9. Melaksanakan shalat ‘Ied berjama’ah.

Karenanya janganlah seseorang menjadikan hari ‘Ied untuk berbuat kejahatan dan kesombongan. Serta jangan pula menjadikannya sebagai kesempatan untuk bermaksiat kepada Allah SWT dengan mendengarkan nyanyian-nyanyian dan musik-musik yang melalaikan, minuman keras dan yang semacamnya. Perbuatantersebut menyebabkan terhapusnya amalan kita yang telah dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan tersebut.

Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk kepada agar kita termasuk orang-orang yang memanfaatkan kesempatan emas seperti ini dengan baik. Amin.

jom tanam saham akhirat.




Tuesday, September 15, 2015

jom beli sambil derma......



Ya Allah permudahkan urusan kami untuk mengenali Imam As Syafie


Apa Yang Ada Di Dalam Solat?

Untuk meningkatkan kualiti solat kita, kita perlu mengetahui apa yang ada pada solat. Bak kata pepatah Melayu, tak kenal maka tak cinta. Begitu juga solat, jika kita tidak mengenali apa itu solat, maka kita tidak akan mencintai solat.

Di dalam solat ada 5 perkara yang penting.

1. Di dalam solat ada memohon hidayah
Hidayah maknanya petunjuk. Di dalam solat, Allah letakkan permintaan hidayah di dalam surah al-Fatihah ayat ke 6. Petunjuk Allah pada jalan lurus ini bukan sahaja di dalam bidang keagamaan, tetapi seluruh jalan hidup kita.
Kita selalu berhadapan dengan persimpangan yang memerlukan kita memilih. Kandang-kala, kita sendiri tidak tahu mana yang terbaik untuk keputusan di dalam hidup kita ini.
Jadi, dengan mendirikan solat, kita selalu memohon agar Allah berikan kita panduan terbaik untuk kita membuat apa-apa keputusan di dalam hdup ini.

2. Di dalam solat terdapat rangkaian doa.
Allah letakkan lapan rangkaian doa di dalam duduk di antara dua sujud. Lapan doa itu ialah
Rabbighfirli, Warhamni, Wajburni, Warfa’ni, Warzuqni, Wahdini, Waafini, Wa’fuanni
Ya Allah, ampunakan aku, kasihanilah aku, cukupkan aku, angkatlah (darjat) aku, rezkikan aku, hidayahkan aku, sihatkan aku dan maafkanlah aku.
Jadi, semakin banyak kita bersolat semakin banyak kita berdoa pada Allah untuk kebaikan diri kita.

3. Dalam solat ada ucapan syahadah.
Ucapan syahadah ialah ucapan ikrar bahawa tiada tuhan yang disembah melainkan Allah dan Muhamad itu pesuruh Allah.
Dengan bersolat bermakna, tiap hari kita akan memperbaharui ikrar kita ini. Sebab itu di dalam hadis, Nabi menyatakan bahawa:-
Sesungguhnya, pembeza seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan sembahyang (HR Muslim)
Orang yang mendirikan solat sentiasa memperbahrui ikrar syahadahnya.

4. Di dalam solat ada ucapan selawat pada Nabi.
Kita semua maklum bahawa ucapan selawat adalah satu amalan yang Allah dan para Malikat juga bersama-sama melakukannya. Di suruh kita juga selalu berselawat pada Nabi hingga di dalam hadis Nabi menyatakan bahawa:-
“Barangsiapa yang berselawat kepadaku sekali, maka Allah akan berselawat kepadanya sepuluh kali”
Jika Allah sendiri telah mengucapkan selawat dan salam kepada kita, maka sudah tentu kita akan terlindung dari semua marabahya dan perkara yang tdiak baik.

5. Di dalam solat ada ingatan kepada Allah.
Memang itu pun tujuan solat. Di dalam al-Quran Allah menyatakan bahawa:-
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (surah Taha ayat 14).
Jika kita lihat bacaan dan gerakkan sembahyang, kebanyakkannya menyatakan ingatan pada Allah. Ucapan takbir, bacaan fatihah, dan sebagainya.
Jika kita sering ingat Allah, maka janji Allah seperti di dalam al-Quran:-
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (surah al-Ra’du ayat 28)
Kesimpulannya, jika kita mengetahui apa ada pada solat ini, sudah tentu akan lahir rasa ghairah untuk melaksanakan ibadah ini. Kita tidak akan menjadikannya sebagai program sampingan ketika sibuk membeli belah, maka kita lambatkan ia, ketika sibuk melihat TV, kita lambatkan dan sebagainya.

Saturday, September 12, 2015

Digalakkan Membaca al-Qur’an Secara Beramai-ramai

Riwayat: Muslim
 
Hadith:
Daripada Abu Hurairah RA katanya, bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada suatu kaum pun yang duduk beramai-ramai di sebuah masjid kemudian mereka beramai-ramai membaca al-Qur’an secara bertadarus dikalangan mereka (bergilir-gilir membaca al-Qur’an) nescaya mereka mendapat ketenangan dan mereka juga akan dilimpahi rahmat Allah dan juga dikelilingi oleh para Malaikat, Allah SWT sentiasa menyebut mereka kepada makhluk-makhluk yang ada disisinya iaitu para malaikat”.
 
(Hadith Riwayat Muslim)
 
Huraian Hadith:
  1. Disunatkan duduk beramai-ramai di dalam masjid, kemudian membaca al-Qur’an, mengajar dan belajar, dengan berbuat demikian Allah SWT akan memberi ketenangan kepada mereka menjalankan kehidupan di dunia ini.
  2. Orang yang sentiasa membaca dan berdamping dengan orang-orang yang suka mengajar dan belajar al-Qur’an nescaya didampingi oleh malaikat yang membawa rahmat.

Kelebihan dan amalan bulan zulhijjah



“Khusus tentang puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasa di hari Arafah menghapuskan dosa setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang.”

Rasulullah SAW telah bersabda:

“Dua bulan untuk berhari raya tidak berkurang keduanya, Ramadhan dan Dzulhijjah.” (HR Muslim ).

Dalil-dalil tentang keutamaan bulan Dzulhijjah

Firman Allah subhanahu wata’ala:

“Demi fajar dan malam yang sepuluh” (QS. Al Fajr :1-2)

Diriwayatkan dari shahabat Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari (dari bulan Dzulhijjah).” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad fi sabilillah?” Beliau bersabda: “Dan tidak pula jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatupun.” (HR Jama’ah kecuali Muslim dan an-Nasa’i).

Dalam kitabnya Fathul Baari menyatakan : “Tampaknya sebab mengapa sepuluh hari Dzul Hijjah diistimewakan adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya semua ibadah-ibadah yang utama yaitu shalat, shaum, shadaqah dan haji dan tidak ada selainnya waktu seperti itu”.

Amal-amal yang Disyariatkan pada Hari-hari Tersebut

1. Melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Kedua ibadah inilah yang paling utama dilaksanakan pada hari-hari tersebut, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda : “Umrah yang satu ke umrah yang lainnya merupakan kaffarat (penghapus dosa-dosa) diantara keduanya, sedang haji mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Shaum pada hari Arafah, ketika jamaah haji sedang wukuf (9 Dzulhijjah).

Tidak diragukan lagi bahwa ibadah puasa merupakan salah satu amalan yang paling afdhal dan salah satu amalan yang dilebihkan oleh Allah SWT dari amalan-amalan shalih lainnya. Sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi:

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka (karena puasanya) sejauh 70 tahun perjalanan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Khusus tentang puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Berpuasa di hari Arafah menghapuskan dosa setahun yang lalu dan dosa setahun yang akan datang.”

3. Memperbanyak takbir dan dzikir pada hari-hari tersebut.

Sebagaimana Firman Allah subhanahu wata’ala:

“Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang tertentu” (QS. Al Hajj: 28)

Tafsiran dari “hari-hari yang tertentu” adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu para ulama kita menyunnahkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut. Dan penafsiran itu dikuatkan pula dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung dan amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah padanya, melebihi sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil , takbir dan tahmid.”

4. Bertaubat dan menjauhi kemaksiatan serta seluruh dosa agar mendapatkan maghfirah dan rahmat dari Allah SWT.

Hal ini penting dilakukan karena kemaksiatan merupakan penyebab ditolaknya dan jauhnya seseorang dari rahmat Allah SWT, sebaliknya ketaatan merupakan sebab kedekatan dan kecintaan Allah SWT kepada seseorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh Allah itu cemburu dan kecemburuan Allah apabila seseorang melakukan apa yang Allah haramkan atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Memperbanyak ibadah-ibadah sunnat seperti shalat, membaca Al Qur’an, bersedekah, dan ibadah sunah lainnya.

Amalan tersebut akan dilipat gandakan pahalanya jika dilakukan pada hari-hari tersebut. Ibadah yang kecil pun jika dilakukan pada hari-hari tersebut akan lebih utama dan lebih dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala daripada ibadah yang besar yang dilakukan pada waktu yang lain. Contohnya jihad, yang merupakan seutama-utama amal, namun akan dikalahkan oleh amal-amal shalih lain yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulah Dzulhijjah, kecuali orang yang mendapat syahid.

6. Disyariatkan pada hari-hari tersebut bertakbir di setiap waktu, baik itu siang maupun malam, terutama ketika selesai shalat berjama’ah di masjid.

Takbir ini dimulai sejak Shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji, sedang bagi jama’ah haji sejak Zhuhur hari penyembelihan (10 Dzulhijjah). Adapun akhir hari bertakbir adalah pada hari Tasyrik yang terakhir (13 Dzulhijjah).

Imam Bukhori berkata: “Adalah Ibnu Umar dan Abu Hurairah radiallahuanhuma keluar ke pasar pada hari sepuluh bulan Dzul Hijjah, mereka berdua bertakbir dan orang-orangpun ikut bertakbir karenanya.”

7. Memotong hewan qurban (udlhiyah) bagi yang mampu pada hari raya Qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah).

Hal ini merupakan sunnah bapak kita Ibrahim AS ketika Allah subhanahu wata’ala mengganti anak beliau dengan seekor sembelihan yang besar.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan, Nabi Muhammad SAW berqurban dengan dua ekor domba jantan yang keduanya berwarna putih bercampur hitam dan bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri sambil membaca basmalah dan bertakbir.

8. Bagi orang yang berniat untuk berqurban hendaknya tidak memotong rambut dan kukunya sejak masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dia berqurban.

Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Jika kalian telah melihat awal bulan Dzulhijjah dan salah seorang diantara kalian berniat untuk menyembelih hewan qurban maka hendaknya dia menahan rambut dan kukunya.” Di riwayat lain disebutkan: “Maka janganlah dia (memotong) rambut dan kuku-kukunya sehingga dia berqurban.”

Kemungkinan hikmah larangan tersebut agar menyerupai orang yang menggiring (membawa) qurban sembelihan saat melakukan ibadah haji, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

“� Dan janganlah kamu mencukur kepalamu sebelum qurban sampai di tempat penyembelihannya�” (QS. Al Baqarah :196).

9. Melaksanakan shalat ‘Ied berjama’ah.

Karenanya janganlah seseorang menjadikan hari ‘Ied untuk berbuat kejahatan dan kesombongan. Serta jangan pula menjadikannya sebagai kesempatan untuk bermaksiat kepada Allah SWT dengan mendengarkan nyanyian-nyanyian dan musik-musik yang melalaikan, minuman keras dan yang semacamnya. Perbuatantersebut menyebabkan terhapusnya amalan kita yang telah dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan tersebut.

Semoga Allah senantiasa memberi petunjuk kepada agar kita termasuk orang-orang yang memanfaatkan kesempatan emas seperti ini dengan baik. Amin.

Jom Selawat